Hujan Pertama di Kemarau 2023

Tresia Hoban
3 min readOct 24, 2023

--

Ditulis Oleh : Tresia Hoban

Hujan pertama di rumah kami tanggal 24 Oktober 2023

Wah gila, ini beneran seriusan mulai nulis lagi. Move ke Medium lah ya supaya jejak digitalnya banyak. Enggak kok, tampilan medium putih clean gitu, jadi fresh aja jadinya pas nulis disini.

Setelah menulis tentang kekeringan, sekitar jam 4 sore tiba-tiba langit berubah mendung dan hujan mulai turun sekitar jam 6 sore kurang. Rasanya saya dan sebagian besar makhluk hidup lain seperti berbahagia. Malam ini saya menulis sambil mendengarkan album Rich Brian secara offline yang Amen dan The Sailor. Album dia yang Amen punya tempat tersendiri di hati saya. Rich Brian tak terasa sudah menemani petualangan hidup sejak 2016, sejak tidak sengaja saya menemukan video Dat Stick di Trending Youtube tahun itu.

Hujan Pertama di Bulan Kemarau 2023

Hujan hari ini, sepertinya tadi saya mengambil terlalu banyak video dibandingkan foto. Semoga ada hujan-hujan selanjutnya agar tanaman bisa hidup sehat kembali.

Akhir-akhir ini saya lebih sering menggunakan Iphone 4S untuk merekam video. Saya suka nuansa video dan foto dari Iphone 4S. Entah kenapa saya suka sekali, seperti ada nuansa warna yang saya tidak dapatkan dari device lain. Walau resolusinya hanya 8 Megapixel, dan resolusi videonya hanya 1080/30 Fps. Tapi saya suka sekali. Entah kenapa sejak awal tahun ini, saya ingin sekali ngonten pakai device jadul.

Saya tertarik sekali menonton konten-konten yang dibuat dengan ponsel seri lama atau camera digital seri lama. Akhirnya kesampaian juga.

Kembali ke hujan pertama, saya sengaja tidak merekam terlalu dekat karena ini hujan pertama dan tingkat keasamannya pasti tinggi. Terutama karena kadar polusi juga semakin tinggi. Air hujan pertama ini sudah pasti cukup berbahaya bagi kesehatan.

Hujan Pertama setelah kemarau panjang tahun 2023

Semoga ini bukan hujan terakhir sampai awal tahun. Karena menurut BMKG, El Nino tahun ini diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun. Hujan hari ini tidak terlalu deras namun cukup membuat suhu malam ini cukup sejuk dibanding malam sebelumnya. Hujan hari ini adalah berkah untuk kita semua.

Hujan Menyembuhkan Luka

Membahas hujan, saya jadi teringat salah satu lagu favorit saya sejak masa remaja yang berjudul “Desember” dari Efek Rumah Kaca. Lagu ini menemani masa remaja dan masa awal dewasa saya. Dalam kutipan syairnya yang indah ada berbunyi:

Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan Desember
Di bulan Desember

Dulu ini adalah anthem wajib saat bulan Desember. Saat menikmati hujan dari dalam angkot karena saat itu belum punya motor. Semoga hujan pertama ini juga menyembuhkan semua luka. Semoga bagi kita semua yang memerlukan sebuah awal baru. Hujan pertama ini bisa menjadi pembuka awal baru bagi hidup kita.

Semoga hujan membawa hal baik untuk kita semua. Terlebih semoga semua orang punya stok air yang cukup untuk hidup sehari-hari. Serta menumbuhkan benih-benih dan rumput baru di Lapangan Rawa Butun.

Saya tidak sabar untuk kembali membuat konten Binomial Nomenclature. Rencananya saya akan mencetak foto-foto tumbuhannya dan menjadikannya arsip. Saya menyadari beberapa tahun terakhir ada beberapa spesies tumbuhan yang mulai langka bahkan hilang di Ciketing Udik. Seperti tumbuhan suweg liar yang berbatang hitam. Buahnya biasanya berwarna-warni hijau dan merah. Serta bunga Ekor Kucing. Karena bunga ekor kucing yang muncul ketika di search di Google berbeda dengan bunga ekor Kucing yang dimaksud oleh orang Ciketing.

Saya ingin mengabadikan mereka sebagai salah satu varietas yang pernah hidup di tanah airku yang kecil ini. Akhir kata terima kasih Tuhan untuk hujan hari ini. Saya sangat bersyukur sekali. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMA SAMBUDDHASSA

--

--